[TELAH TERBIT!] Kumpulan Cerpen, "MBAH SJUKUR" (INDIE BOOK CORNER, 2016)
April 19, 2016
TELAH TERBIT!
Kumpulan Cerpen, "Mbah Sjukur" (Indie Book Corner, 2016)
Penulis: Ade Ubaidil
Cetakan: 1, April 2016
Tebal: 208 hlm
Penerbit: Indie Book Corner
Harga: Rp. 45.000,- (belum ongkir)
SINOPSIS:
"Tiba-tiba sesuatu benda keluar dari tubuh Pak Isbedi, bapak menggenggamnya. Lalu ia meletakkan benda-benda kecil seukuran kancing baju itu di atas tatakan gelas. Aku tak yakin betul, tetapi benda itu sepertinya berupa besi baja, emas, perak dan tembaga. Bapak menghela napas panjang, seolah ia tahu siapa yang menaruh-pasangkan benda-benda itu ke tubuhnya—yang kata bapak gunanya untuk kekebalan tubuh. Aku belum tahu pasti dan tak bisa turut menduga-duga, yang jelas, selepas itu, Pak Isbedi meninggal."
~Penggalan cerpen, Mbah Sjukur, Hal. 49.
Berisi 19 cerita pendek dengan beraneka tema yang berlatar belakang mitos yang berkembang di lingkungan masyarakat setempat--barangkali yang ditinggali penulis. Bermacam kritik sosial, mempertanyakan Tuhan, beradu spiritualitas, bicara cinta hingga konflik batin antar keluarga. Semuanya komplet terkemas di dalam buku kumpulan cerpen ini.
------------------------------------------------
Endorsement Kumcer, “Mbah Sjukur”
“Membaca cerpen-cerpen Ade Ubaidil ini terasa ‘ajaib’.
Seperti bukan karya Ade yang biasanya saya baca. Di kumcernya ini Ade sudah
dewasa. Saya seolah membaca gaya bercerita dan menulis dari penulis luar negeri. Ade sudah bisa memadukan setting
lokasi cerita di wilayah lokal dan setting
lokasi entah di mana. Ini satu lompatan besar bagi karir kepenulisannya. Terus
menulis, Ade.”
(Gol A Gong, Penulis dan Pendiri Rumah
Dunia)
“Saya selalu lapar dengan
kejutan pada cerita; baik pada cerita yang saya baca di buku maupun cerita yang
saya tonton di film. Ade Ubaidil membuat saya percaya bahwa elemen penting dari
cerita pendek tak hanya kejutan, tapi juga bagaimana ironi dan tragedi bisa
saling bersilang di dalamnya.”
(Ichwan Persada,
Creativepreneur/Produser Film)
"Dunia penceritaan di tangan Ade Ubaidil menjadi dongeng yang kian lindap, hitam, dan kental. Ia seperti mau menulis seenak jidatnya saja, tanpa ingin bertanggungjawab apakah ceritanya masuk akal atau tidak. Namun demikian, surealisme dalam cerpen-cerpen Ade Ubaidil merupakan pilihan kerja kreatif yang dilakoni dengan spirit the adventure of ideas. Pembaca, oleh karenanya, perlu juga untuk menangkap ide-ide apa yang sekiranya telah ditanam pengarang di belantara ceritanya. Selamat untuk Ade. Maju terus! Banten ke depan semakin butuh generasi muda yang kreatif, cerdas, dan berani."
(Chavchay Syaifullah, Penyair dan Ketua Dewan Kesenian Banten)
“Kalau cerpen adalah oase, kita bisa menikmati dari
indahnya bahasa dalam buku ini. Kalau cerpen adalah sumur, kita bisa menimba
banyak hal dari buku ini. Selamat menikmati sajian Ade kali ini.”
(Teguh
Afandi, Penggiat Klub Baca)
“Ade Ubaidil
mengolah kenyataan dan fantasi menjadi kritis, kemudian mengejutkan. Baca dan
rasakan gejalanya.”
(Eko Triono, Penulis Buku, “Agama Apa yang Pantas Bagi
Pohon-Pohon?”)
“Ide-ide
yang diangkat sederhana tapi dieksekusi dengan sangat matang. Banyak
adegan-adegan yang filmis ketika dibaca, ditambah racikan dialog yang ciamik
dan menggugah. Salut buat penulisnya yang muda dan kreatif.”
(Sahrul Gibran, Sutradara dan Produser Film, “Mars”)
"Bagi saya, menulis adalah tentang bagaimana caramu mengatur emosi—dan karya ini terlahir atas hasil pergulatan pikiran serta emosi diri sendiri. Namun, pada akhirnya pengarang telah mati. Sekumpulan cerita pendek dalam buku ini kini menjadi milik pembaca. Maka hal berikutnya yang saya sampaikan tak lain: selamat membaca dan menyelami kehidupan para tokoh yang berada di dalamnya—yang sebenarnya nyata dan ada di sekitar kita. Tetapi sungguh, kau boleh memilih untuk tidak memercayainya."—hal.13.
***
Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat atas terbitnya buku ketiga saya ini, khususnya Pak H. Mulya R Rachmatoellah, kampus tercinta Universitas Serang Raya (UNSERA), pihak penerbit dan pihak sponsorship Seramart Bookstore. Semoga hadirnya buku ini sedikitnya bisa menghibur, lebih-lebih bisa mengingatkan pembaca sekalian agar tak lupa caranya bahagia!
**) review buku ini:
http://koranrumahdunia.com/2016/08/18/mbah-sjukur-banten-masih-soal-takhayul/https://satuhipotenusa.wordpress.com/2016/09/16/resensi-buku-mbah-sjukur-dan-cerita-lainnya-yang-tak-patut-kau-percayai/
https://www.goodreads.com/book/show/31176774-mbah-sjukur-dan-cerita-lainnya-yang-tak-patut-kau-percayai?ac=1&from_search=true
http://www.koran-jakarta.com/mbah-sjukur-dan-upaya-menjaga-lokalitas-banten-/
3 komentar
Kereeeen,,,,, Terus berkarya, Bro!
ReplyDeleteharganya jangan menguras kantong ya!!!
Hahaha, siap bro!jangan lupa diborong bukunya :-d
ReplyDeleteThank you foor writing this
ReplyDelete