[Puisi] 3 Puisi untuk Multatuli (FSM, 2018)
October 03, 2018Buku antologi puisi dan makalah simposium FSM 2018 |
Ketika
Engkau Bertanya
ketika awan mendung engkau
bertanya:
“inikah indonesia?”
setelahnya hujan berjatuhan
dari segala penjuru
basah menggenangi sudut matamu
ini kali pertama aku menjumpaimu
dengan kesedihan yang mendalam
lalu engkau bercerita
tentang petani kopi di masa
silam
tapi, katamu, masa ini melampaui
tanam paksa
ketimpangan menggurita
wajahwajah cemas tentang esok
kembali merampas harimu yang
elok
pulanglah lagi, multatuli
cukup max havelaar yang membaca kami;
merawat pikiran dari rongrongan
penguasa negeri
Cilegon, 01 Agustus 2018
*********
Di Museum Ini
di museum ini berisi kemarahan
amuk badai satu kehidupan
bukubuku banyak bercerita
tentang kekejaman kolonial
belanda
kekuasaan diduduki
perdagangan dimonopoli
hingga zaman melahirkan multatuli
tubuh dalamnya penuh luka
besar dari derita atas derita
di tanah jawa pemberontakan
tercipta
di tanah banten perlawanan
menggema
di museum ini terekam jejak
kemerdekaan
di museum ini pula kita tersadar
bahwa
kebebasan tak beranjak ke
mana-mana
Cilegon, 02 Agustus 2018
*********
Aku
Menulis...
aku menulis ketika keadilan
dianggap ilusi
tawa busuk kompeni mengangkangi
janji
mengingkari pribumi, mengoyak
hati kami!
aku menulis karena aku tak bisa
diam
menyaksikan penduduk dibungkam
bayonet yang saban hari mengancam
aku menulis untuk melawan
mengabarkan tentang kejahatan
yang tak mampu menyekap
kebenaran
aku menulis untuk menunjukkan
bahwa katakata lebih tajam dari
belati
maupun ganasnya senjata api
Cilegon, 02 Agustus 2018
______________________________________
*) Puisi berjudul, "Di Museum Ini" dimuat dalam buku antologi puisi Kepada Toean Dekker yang di-launching pada acara Festival Seni Multatuli (FSM) 2018 di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Banten.
0 komentar