Ada seorang pemuda, yang terlahir pada keluarga terpandang. Anak tunggal dari seorang ayah yg profesinya sebagai pengusaha. Beliau memiliki banyak perusahaan di kotanya. Dan ibunya adalah seorang wanita karir. Karenanya tak heran,pemuda tersebut selalu merasa kesepian di dalam rumahnya yg hanya di temani dua orang pembantunya. Kedua orang tuanya selalu pulang larut malam,itupun tak tentu.

Pemuda ini hidupnya sangat boros. Karena segala apapun yg ia inginkan pasti akan dapat terpenuhi.

Suatu hari ia meminta dibuatkan masakan oleh juru masaknya.

"bi, mana makanan yg saya minta?"

"ini den...!" ucap seorang ibu tua renta yg menyodorkan masakan di atas meja,dan pergi meninggalkannya.

"huek! Masakan apa ini,rasanya seperti sampah !!!" geram pemuda itu yg memuntahkan makanannya di atas lantai.

Segera pemuda itu
keluar rumah,yg berniat membuang makanan yg masih utuh itu. Setelah membuangnya di tempat sampah samping pagar rumahnya,ia bermaksud masuk kedalam rumah dan mau memarahi pembantunya. Namun,belum sempat ia membuka pintu. Terlihat seorang ibu paruh baya,dengan seorang anaknya yg berumur kira2 8 tahun, dengan pakaian lusuh yg sudah tak layak pakai.

Pemuda itu terkesima melihat dua orang yg sedang asyik mengais2 tempat sampah.
"nak,hari ini kita makan enak !"bisik ibunya menahan tangis.
"horeee!!!" sorak anak kecil itu.

Pemuda tersebut tertegun, dan meneteskan air mata. Betapa tidak,makanan yang ia anggap sampah. Dalam pandangan orang lain justru itu adalah hidangan yang lezat.

Keesokan harinya,pemuda itu menjadi pribadi yg bijaksana dan selalu menghargai segala sesuatu. Dan ia bersyukur atas semua hidayah yg telah Tuhan limpahkan padanya.


(kesimpulan)
Tingkatan rasa syukur setiap hambaNya pasti berbeda-beda.

Boleh kita menghambur2-kan makanan,minuman dan harta kita. Namun tidak-kah kita berfikir, diluar sana masih ada orang yg tidak seberuntung kita,yg masih membutuhkan uluran tangan dan ketulusan hati dari sesamanya.

Semoga bermanfaat dan jangan lupa tingalkan komentar kalian^^.
Aamiin.