Rasa yang Sama (Kumcer: My Love Dream, Soega Publishing 2013)
March 23, 2013
“Dil liat cowok itu!”Aku menunjuk kearah seorang pria yang sedang duduk
diatas motornya.
“Yang mana? tukang becak maksud lu?” ejek dilla kepadaku.
“Bukan yang itu,maksud gue sebelahnya tukang becak itu loh!” nadaku kesal
“Oh,bilang dong. Wah gantengnya yah. kelihatan aja lu Ka!” Puji dilla
“Lu bego yah,itu bukan ganteng. Tapi ganteng banget kali!!!” intonasiku
sedikit menekan.
“Haha,alay loh.”
“Cowok itu udah lama gue kagumin. Padahal dia ngekos disamping rumah gue.
Tapi gak sedikit pun kita pernah ngobrol dari awal dia ngekos disana.”
“Oh,lu kenal. Yasudah deketin aja. Lagian lu tuh udah 19 tahun.
Hari gini belum punya pacar.” Gelak Dilla sambil terus mengejekku. Memang pria itu adalah tipeku. Tinggi semampai,rambut cepak,kulit putih dan satu lagi seperti yang sudah aku katakan dia cakep. Andai dia mengerti perasaanku,pasti sekarang sudah berjalan bersama. Namun jika dilihat-lihat sepertinya dia sudah memiliki kekasih. Gadis mana coba yang tidak terpikat dengan ketampanannya. Namun sayang aku tidak satu jurusan dengannya. Dia satu semester lebih atas dariku. Dalam kegiatan kampus,dia tidak pernah terlihat absen. Hampir setiap saat selalu aktif dalam kegiatan itu. Berbeda denganku. Semua kegiatan yang ada dikampusku terasa membosankan. Entahlah,mungkin dia juga cerdas. Terlihat dari kacamatanya,yang tak pernah lepas bergelayut dikedua belah telinganya.
Hari gini belum punya pacar.” Gelak Dilla sambil terus mengejekku. Memang pria itu adalah tipeku. Tinggi semampai,rambut cepak,kulit putih dan satu lagi seperti yang sudah aku katakan dia cakep. Andai dia mengerti perasaanku,pasti sekarang sudah berjalan bersama. Namun jika dilihat-lihat sepertinya dia sudah memiliki kekasih. Gadis mana coba yang tidak terpikat dengan ketampanannya. Namun sayang aku tidak satu jurusan dengannya. Dia satu semester lebih atas dariku. Dalam kegiatan kampus,dia tidak pernah terlihat absen. Hampir setiap saat selalu aktif dalam kegiatan itu. Berbeda denganku. Semua kegiatan yang ada dikampusku terasa membosankan. Entahlah,mungkin dia juga cerdas. Terlihat dari kacamatanya,yang tak pernah lepas bergelayut dikedua belah telinganya.
***
Suatu sore aku sedang bersantai ditaman yang tak jauh dari rumahku. Aku sedang
duduk sendiri disana, karena sahabatku Dilla sedang berkencan dengan
Andrea,kekasih barunya. Huh,kenapa nasibku begitu sial yah,semua
teman-temanku hampir sudah memiliki pacar. Sedangkan aku,hanya sering dijadikan
kambing conge saat
diajak temanku untuk menemaninya berkenalan dengan teman pria yang mereka senangi. Aku memang sulit untuk jatuh cinta. tetapi bukan berarti aku tidak laku,banyak yang mencoba mendekatiku,tetapi aku orangnya selektif. Itu alasan yang sering aku katakan kepada semua sahabatku jika sesekali mereka mengejekku. Satu kalimat yang pasti mereka balas seperti “haha,alasan seorang jomblo tidak jauh dari semua yang kau katakan itu Ika!”. Sudahlah memang lebih baik diam dari pada harus meladeni orang yang senang menggunjing kehidupanku.
diajak temanku untuk menemaninya berkenalan dengan teman pria yang mereka senangi. Aku memang sulit untuk jatuh cinta. tetapi bukan berarti aku tidak laku,banyak yang mencoba mendekatiku,tetapi aku orangnya selektif. Itu alasan yang sering aku katakan kepada semua sahabatku jika sesekali mereka mengejekku. Satu kalimat yang pasti mereka balas seperti “haha,alasan seorang jomblo tidak jauh dari semua yang kau katakan itu Ika!”. Sudahlah memang lebih baik diam dari pada harus meladeni orang yang senang menggunjing kehidupanku.
“Ika!” terdengar seruan seseorang memanggilku. Aku menoleh dengan
cuek,sebelum akhirnya semua berubah.
“Angga? Kamu memanggilku?” jawabku
gelagapan.
“Iya benar,kamu sedang apa disini?” tanyanya sembari mendekat kearahku.
“Oh,a..aku sedang duduk-duduk saja.” Ucapku salah tingkah. Mimpi apa aku
semalam. Orang yang sedang aku pikirkan tiba-tiba datang,ibarat bintang jatuh
dipangkuanku.
“Boleh aku temani?”
“Oh,tentu.”
“Kamu sendiri sedang apa disini?” aku yang memulai percakapan.
“Aku hampir setiap hari kemari. Setiap aku selesai dari kegiatan kampus,pasti
aku sempatkan untuk refreshing ditaman ini.” Nadanya sendu sambil duduk
disebelahku. Aku terdiam sejenak yang terus menatap parasnya dari dekat.
“Ternyata memang ganteng,tidak salah aku mengaguminya.” gumamku dalam hati.
“Aku sering mengingat kenangan bersama mantanku disini. Kita jadian dan
putus pun ditaman ini. Itu sebabnya aku selalu datang kemari.” Lanjut Angga.
“Maaf yah,jika aku membuatmu bersedih.” Aku yang merasa bersalah.
“Santai saja kali Ka.” Tawa kecilnya melingkar dipipi manisnya. Suasana
sejenak terasa hening.
“Ika! Angga !”ucap kami bersamaan.
“silakan kamu dulu.” Ucapku sedikit malu.
“Oh,tidak tidak. Silakan.” Dia menolak tawaranku. Aku terdiam sejenak,aku
terus mempertimbangkan untuk menyatakan kekagumanku padanya. Aku benar-benar
jatuh cinta. Ini kali pertama aku merasakan sebuah perasaan yang belum pernah
aku temui. Dag-dig-dug jantungku mulai tak menentu. Aku belum siap dengan
sebuah penolakan,tetapi kesempatan ini takkan datang dua kali. Memang tidak
etis rasanya bagi seorang perempuan untuk menyatakan cinta kepada lelaki. Tapi
sampai kapan aku akan terus menunggu. Dalam pikir panjangku,aku mencoba untuk
memutuskan.Aku beranikan saja. Aku tak boleh berfikir negatif dulu. Biarpun
nanti dia menolak,tak apalah setidaknya gundukan perasaan ini telah aku
sampaikan.
“Baiklah,Angga aku...” Ucapanku terputus.
“Iya,ada apa Ka?” tanyanya penasaran.
“Aku mencintaimu Ga,maukah kamu jadi pacarku!” Perasaanku tak
karuan,berontak tak terarah. Tapi akhirnya berani juga aku katakan hal itu.
“Kamu bercanda Ka?” menatapku dengan kebingungan. Hal yang tidak aku
inginkan terjadi. Aku langsung mengalihkan pembicaraan.
“Oh,tidak-tidak. Lupakan saja. Aku tadi salah berucap.” Aku yang mencoba
berdalih karena begitu malu padanya.
“Kenapa bilang begitu? Aku juga mencintaimu Ika. Aku mau jadi pacarmu!”
Jawabnya yakin sambil menggenggam tanganku erat. Langit serasa runtuh didadaku.
Gemetar tubuhku tak bisa aku sembunyikan. Semua impian itu akhirnya menjadi
kenyataan. Tuhan terima kasih,kau telah mengabulkan doaku.
“Serius? Terima kasih Angga.” Pelukku erat tanpa aku sadari. Dia membalas
pelukanku.
“Tidak-tidak aku yang terima kasih Ka. Semoga kamu menjadi kekasih terakhir
dalam hidupku.” Ucapnya yang membuat aku meneteskan airmata bahagia. Hari itu
menjadi hari yang paling indah dan takkan pernah aku lupakan dalam hidupku.
cerpen ini juga bisa kalian dapatkan di buku antologi FF dan puisi berjudul : "My Love Dream (Soega Publishing,2013)"
cerpen ini juga bisa kalian dapatkan di buku antologi FF dan puisi berjudul : "My Love Dream (Soega Publishing,2013)"
0 komentar