[MOMENT] TESTIMONI: CATATAN SEORANG SAHABAT
September 14, 2015
Ade Ubaidil 'Si Airmata Sang Garuda yang Sekarang Nongkrongnya di Kafe Serabi'
Berfoto di salah satu Kafe di Kayuringin-Bekasi (btw, Logo Kafe Serabi itu cuma editan, tapi saya juga berharap punya Kafe sungguhan) |
Mungkin belum banyak orang yang tahu bagaimana seorang Ade Ubaidil si penulis novel ‘Kafe Serabi’ itu memaknai sebuah persahabatan. Fadhli terkenang ketika tahun 2014 mengabari Ade Ubaidil bahwa Fadhli sedang dalam perjalanan menuju Bekasi. Sontak Ade berkata, “Ade ingin ketemu dengan Abang, di mana Abang tunggu Ade?” Terciptalah janji untuk bersua di Pool Damri – Kayuringin, Bekasi.
Berangkatlah Ade Ubaidil siang itu dari kediamannya di Cilegon menuju Bekasi. Betapa semangatnya dia hanya untuk ingin bertemu dengan Fadhli. Dengan turun naik kendaraan, mulai dari bis, kereta api, angkot hingga ojeg pun ditempuhnya jarak yang sangat jauh itu.
Sesampainya Ade di Kayuringin, ternyata Fadhli tak ada di sana."Abang sudah di Tune Hotels, Ade,” jawab Fadhli menerima telpon dari Ade. Alangkah kesalnya Ade, karena Fadhli dianggap tak penuhi janji. Ade merasa Fadhli permainkan.
Di Tune Hotels – Bekasi, Fadhlipun menjelaskan kepada Ade. “Tadi Abang dijemput karyawan Mas Alex J Mariat (Kakak kandung Mas Katon Bagaskara), De. Kamipun sama-sama ingin saling berjumpa. Abang diundang Beliau datang ke perusahaannya sekalian melihat studio musik Beliau”. Ade-pun mengerti dan kamipun lanjut berbincang ditemani seduhan teh hangat sore itu.
Persahabatan dengan Ade ini unik, meski kami sama-sama suka menulis tapi jarang sekali membahas tentang tulisan. Ibaratnya sudah kayak saudara saja, tempat dirinya untuk berbagi suka dan duka serta rahasia.
Padahal sering Ade ingin berbagi suka tentang tulisannya dibukukan secara indie, atau tulisannya jadi kontributor di antologi sana sini. Tapi tak pernah sekalipun Fadhli memberikan pujian padanya. Fadhli hanya menjawab, "Jika Ade belum terbitkan buku di label mayor, jangan pernah euforia dengan abangmu ini."
Malah kemarin Ade ke Singapura dengan bahagianya dia mengabari, “Bang, Ade dapat hadiah jalan-jalan ke Singapura karena tulisan Ade”, tapi dengan hambar Fadhli menjawab. “Katanya hadiah untuk sastrawan, kok hadiahnya ke Singapura? Gak nyambung banget ya. Cocoknya itu ke Korea atau ke Jepang atau negara lain yang kuat nilai kebudayaan dan sastranya. Ini kok malah ke Singapura”, pastilah pasi paras Ade mendengar respon Fadhli ini.
"Itulah seorang Ade Ubaidil, yang Fadhli temani berkarya bukan dengan pujian, malah kadang dengan makian". Persahabatan kami unik, lebih sering bertengkar daripada akurnya. Dan sering Fadhli membuatnya menangis. Maafkanlah Abangmu ini ya De, tapi hari ini Abang juga tak akan memujimu, De.
Tapi Ade Ubaidil hari ini bukanlah Ade Ubaidil yang dulu lagi dalam menulis, perkembangan dia sangat pesat. Dia sudah membuktikan pada Fadhli, lewat novel ‘Kafe Serabi’ yang tembus label mayor dan sudah dipasarkan di toko-toko buku di seluruh kota di Indonesia. Dan kamu De, sangat pantas untuk menulis novel bertema persahabatan, karena persahabatan itu kepribadianmu yang lekat.
Dan siang ini novel ‘Kafe Serabi’ itu sudah dikirim Ade Ubaidil ke alamat Fadhli. Insya Allah akan abang baca novelmu itu, De. Sudah tak sabar hati Abang untuk menerima dan membacanya.
Oh iya, De. Buku Kumpulan Cerpen pertama Ade yang judulnya 'Air Mata Sang Garuda' yang dulu pernah Ade kirim ke Abang, sampai hari ini masih utuh loh segel plastiknya, pintar kan Abang merawatnya? :D
Kopdar bersama abang sekaligus sahabat saya, Bang Fadhli |
Oleh: Muhammad Fadhli
10 September 2015 (di status Facebook).
===============================================================
Postingan di bawah ini lanjutan dari catatan Bang Fadhli
saat sudah mendapatkan kiriman novel Kafe Serabi-nya :')
saat sudah mendapatkan kiriman novel Kafe Serabi-nya :')
===============================================================
Bang Fadhli selfie bareng Kafe Serabi dan catatan-catatan penting :D |
Abang jadi numpang keren nih, foto dengan buku novelmu, Ade. Tapi, kata-kata di tandatangannya kok pait banget, sampe bilangin Abang si tukang blokir. Idih… itukan salahnya Ade, kenapa juga keras begitu, orang lagi gak mood dicandain juga, makanya abang blokir Ade dari FB ini dan abang hapus pertemanan di BBM. Tapi kalo kita lagi gitu, Ade suka ngadukan, lapor sama bang Denni, kan? Ya kan? Ha ha ha. Tapi kalau Ade udah sms Abang atau nelfon gitu, sampai di manalah kerasnya Abangmu ini, De. Pasti luluh juga kan. Buktinya Abang invite dan add lagi kan. Ha ha ha
Dan tentang itu akhirnya Ade temukan sendiri jawabannya, dan jadi tagline di cover depan novel ‘Kafe Serabi’ Ade ini; ‘terkadang dibutuhkan keegoisan dalam menjalin hubungan’.
Nah, sampai di mana keegoisan itu dieksplorasi Ade Ubaidil dalam novelnya ini, temukanlah jawabannya dengan membeli buku novel perdananya ini di Toko Buku Gramedia di kota Anda, novel ini sangat menarik dalam menggarap makna sebuah persahabatan.
Thank’s ya De, udah secara spesial kirimin Abang buku novel Ade yang fenomenal ini. Yang pasti abang gak akan pinjamin Bang Denni Meilizon, karena di cover dalam Ade gak tulis, “boleh dipinjam-pinjamin,” ha ha ha dan Abang juga gak bakalan izinin Bang Denni untuk fotokopinya, karena untuk nulis novel ini entah udah berapa ratus malam Ade gadangkan untuk menuntaskannya. Masa di fotokopi-fotokopi aja. Waka ka ka. Tapi De, kata bang Denni, kalau Ade gak mau jadi Ubay, Ade harus adil lah. Masa guru nulis Ade gak kebagian, ya kan Denni? Ha ha ha ha. Kalau Abang kan cuman guru bertengkar Ade ajanya. Waka ka ka
Dan kesuksesan Ade Ubaidil ini adalah hasil nyata Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia dalam memotivasi para anggotanya untuk saling menyemangati, saling membesarkan dan saling menumbuhkan. FAM Indonesia itu pohon pisang, marilah sama-sama selalu kita sirami akarnya dengan silaturahmi dengan komunikasi tak henti, agar pohonnya tumbuh subur dan masak buahnya tak sesisir saja, namun setandan hendaknya. Aamiin ya Rabbi.
~ Ade, jangan pernah puas berkarya ya, ini baru satu anak tangga kesuksesan yang Ade pijaki, masih tinggi untuk Ade daki dan tangganya itu tak berujung, De.
Allahu Akbar.
Subhanallah walhamdulillah, barakaullah.
Wassalam.
Oleh: Muhammad Fadhli
Villa Mahameru-Padang, 14 September 2015 (di status Facebook).
2 komentar
Ooooh... jadi Kafe Serabi itu benar-benar ada De? kirain cuma nama kafe dalam ceritamu aja. Good Luck De!
ReplyDeleteeh gak ada bang, itu di foto cuma editan :v Kafe Serabi bener2 hasil imajinasi saya :D ayo dibeliii, ada di gramed, lho!
Delete