[ESAI] IQRA' DAN PERINGATAN ISRA MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1437 H.
May 04, 2016Gerbang pintu masuk madrasah Al-Jauharotunnaqiyyah Cibeber |
MARILAH MEMBACA!
Akhir-akhir ini di negara Indonesia mulai mendapat banyak keresahan,
semisal masuknya Agama-agama “baru”, paham agama tanpa Tuhan (atheis), issue
menghalalkan pernikahan sesama jenis, saling bermusuhan antar pemeluk agama dan
lain sebagainya. Bila mengerucutkan pembahasan, saya ingin bicara soal Cilegon.
Sekarang di Kota Cilegon perlahan-lahan warga asing, tenaga kerja
perusahaan-perusahaan besar mulai berdatangan. Tentu ini bisa dikatakan
mengkhawatirkan. Bukan karena kita tidak welcome,
hanya saja, pendidikan agama dan moral pribumi sendiri masih dikatakan belum
kokoh. Kedatangan mereka, sekalipun tidak bermaksud membawa “misi” tertentu
selain bekerja, kita tetap saja harus mawas diri. Bukan berarti mengajarkan
berprasangka buruk, saya hanya mengajak pribumi Cilegon untuk bersetia mengaji,
memperdalam ilmu agama sejak dini pada guru dan kesepuhan yang ahli di
bidangnya dan tak lelah berbagi ilmu satu sama lain.
Anak-anak serta remaja sekarang ini bisa dibilang cepat dewasa sebelum
waktunya. Sebagian besar bisa disimpulkan mereka sudah pernah mencoba menghisap
rokok; berawal dari gaya-gayaan yang pada akhirnya menjadi kebiasaan. Ini hal
kecil, tetapi bila tak belajar untuk menahan diri dari hal-hal yang negatif
maka ke depannya akan mudah sekali terbujuk dan kena hasutan, tanpa mau
meninjau lebih jauh tentang sesuatu, baik dan buruknya. Banyak
penelitian-penelitian barat kontemporer menyimpulkan kalau mengonsumsi alkohol
itu baik, misal. Lalu mereka menjabarkan contoh-contoh yang terjadi, bahwa
orang-orang yang gemar membunuh, memperkosa dan melakukan tindak kriminal bukan
karena mengonsumsi alkohol atau hal-hal yang diharamkan, tetapi karena angka
pengangguran, keturunan dan segala macam. Bahkan mengambil contoh begini, “Di Afganistan dan Pakistan alkohol dilarang, tapi perkosaan
masih ada dan tinggi”.
Padahal pelarangan itu bukan semata karena bila A maka B, tetapi kita
selaku makhluk ciptaan Allah SWT, harus menuruti segala perintahNya dan
menjauhi segala laranganNya. Sudut pandang lainnya ini bicara soal kepatuhan,
sejauh apa kita sebagai hamba menuruti perintah Allah? Tanpa perlu mendebat dan
mempertanyakan? Ini bukan soal kritis atau tidak, karena hal ini jelas-jelas
termaktub dalam Alquran dan penjelasan dalam Hadist Nabi Muhammad SAW.
Orang-orang "pintar" itu, menjungkirbalikkan hal-hal yang sudah
jelas-jelas dilarang agama dan negara. Sebisa mungkin, dengan
"kepintarannya" ia mengambil banyak contoh yang terjadi di negara
lain tanpa melihat dari berbagai sudut pandang, yang konon menurutnya bahwa
aturan-aturan agama dan negara harus ditinjau ulang, keputusan Tuhan digugat;
apalagi para Nabi dan Ulama. Lantas perlahan satu per satu orang dengan
kedangkalan iman dan pengetahuan agama yang rendah memercayainya, menyebarkan
ucapannya dan saling bertukar anggukan; ya, agama baiknya dihapuskan, tanpa
agama manusia pun bisa bahagia, bisa hidup dan menghidupi. Saling jaga, saling
sayang dan tak kan ada lagi peperangan dan penghancuran. Astagfirullah.
Dunia kian renta, satu per satu, bila sama-sama diperhatikan, para ulama
dan pewaris para Nabi telah wafat meninggalkan dunia. Ada apakah ini? Bukankah
bila begitu kita mesti was-was? Apalagi pesantren-pesantren membuka diri untuk
hal-hal yang"terlalu" duniawi--sebagiannya terang-terangan mau
ditelusupi dunia politik--yang menurut saya bukan tempatnya dan tidak
selayaknya. Ketakutan-kekhawatiran ulama serta para kiyai zaman dahulu tak ada
salahnya. Mereka lebih menginginkan kita "ngerakse awak", menjaga
diri dari hal-hal yang lebih banyak mudharatnya tinimbang manfaatnya. Bukan
karena apa, sebab hari-hari ini, di hari-hari depan, orang-orang
"pintar" itu mulai bermain siasat. Mereka perlahan-lahan membisikkan
bahwa agama mengajarkan penghancuran. Na'udzubillah.
Mari temui ulama sungguhan saat mencari rujukan soal pengetahuan ilmu
agama, jangan hanya mnegandalkan petuah Kiyai "google" atau orang
yang diragukan soal pengetahuan agamanya. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita
banyak membaca, kritis pada hal-hal yang mengganjal, bertukar pendapat dan
saling diskusi sangat dianjurkan. Bukan saling hujat dan menjatuhkan sesama.
Beruntungnya, Alhamdulillah, di Cilegon madrasah-madrasah dan
sekolah-sekolah masih mau mengajarkan ilmu Agama. Hanya menyebut satu contoh,
hari ini, tanggal 04 Mei 2016, di Madrasah Al-Jauharotunnaqiyyah Cibeber sedang
melangsungkan kegiatan agenda tahunan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Isra
Mi’raj Nabi besar Muhammad SAW-- dan masih akan berlangsung hingga besok,
tanggal 05 Mei 2016.
Budaya membaca, menghafal, memahami teks secara kontekstual masih
diajarkan. Lalu menyiarkannya, menyampaikan kisah-kisah dari kitab Ad-Dardir.
Ini patut dilestarikan dan terus diwariskan ke anak cucu hingga nanti. Tentu
banyak sekali manfaat yang akan diperoleh. Sekolah mengundang keluarga dari
masing-masing siswa untuk datang dan menghadiri acara, mendengarkan anak-anak
mereka menyiarkan agama Islam, perlahan namun pasti. Cilegon adalah kota
Santri. Maka kegiatan ini harus dijaga sampai kapanpun.
Ada pula apresiasi berupa hadiah bagi siapa siswa yang bisa menyampaikan
syiar dengan baik. Tak ada salahnya melombakan hal-hal baik, fastabiqul khairot, berlomba-lomba dalam
kebaikan. Tak lupa pula tamu undangan dan orang-orang terpandang di Banten
diundang dalam acara tersebut, salah satunya bapak Walikota Cilegon, Bapak Iman
Ariyadi, namun sayangnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, beliau selalu tidak
memiliki kesempatan untuk menghadiri acara, memotivasi siswa-siswi. Barangkali
ada hal yang lebih penting dari ini, doakan saja semoga ia dan keluarga
baik-baik dan sehat selalu. Yang jelas, hadir tidaknya beliau, acara tetap
semarak dan penuh kebahagiaan. Kembalikan identitas Cilegon seperti dahulu.
Jagalah diri kita baik-baik dari hal-hal negatif dan ajak serta ingatkan
orang-orang untuk selalu berpolah-laku positif dalam segala hal. Keluarga,
kerabat, teman harus saling tegur dan mengingatkan. Maka mari perbanyaklah Iqra’,
membaca; membaca buku, kitab suci, keadaan, lingkungan dan alam raya.(*)
Selamat memperingati
Hari Besar Islam, Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1437 H.
Cilegon, 04 Mei 2016.
Penulis
Ade Ubaidil, alumni
Madrasah Aliyah Al-Jauharotunnaqiyyah Cibeber tahun 2011-2012.
0 komentar