[Ulasan Film] Drama Ratu Drama: Menguak Dapur Sinetron Kita dan Segala Tetek-Bengeknya
November 01, 2022official poster by vidio.com |
Score: 8,5/10.
Serial 8 episode yang tayang di Vidio.com ini berhasil mencuri perhatian
sejak teaser pertamanya di-publish. Premisnya tentang Ijul (Enzy Storia)
seorang aktris muda, anak tunggal dari keluarga pemain sinetron, yang ingin sekali
mendapatkan peran protagonis, tetapi karena wajahnya, ia lebih sering
mendapatkan peran antagonis di setiap casting yang diikutinya.
Menariknya, serial ini menunjukkan proses di balik layar dan di depan layar
para pemain sinetron dan para pekerjanya. Akan kita temui dua bagian cerita:
cerita sinetron dan cerita kehidupan “nyata” para pemain sinetron. Bagaimana misalnya,
Amelie
(Rachel Amanda), seorang aktris yang selalu
mendapatkan peran protagonis, tetapi di kehidupan nyatanya ia sangat toxic.
Aco Tenri selaku sutradara, lewat serial garapannya
ini seperti hendak "menyindir" dunia pesinetronan tanah air. Ia sendiri
anak seorang sutradara yang terlibat langsung di sinetron Tukang Bubur Naik Haji.
Namun karena hal itulah, apa yang coba disuguhkan dalam serial ini semacam validasi
bahwa semua yang ditampilkan adalah kenyataan dan sebenar-benarnya yang terjadi.
Banyak hal yang berusaha Aco suguhkan dan kritisi
tentang dunia sinetron maupun perfilman di Indonesia ini; semisal tentang sistem
kerja yang tidak sehat karena nyaris 24 jam syuting demi produksi yang kejar
tayang, tentang pencarian jati diri, hubungan keluarga yang terlihat baik-baik
saja tapi ternyata toxic positivity, dan banyak isu lainnya yang coba diangkat.
Dibintangi oleh banyak aktor kenamaan dan pendatang
baru seperti Yayu Unru (Papa Enzy), Tetty Liz (Ibu Nini), Teuku Rifnu (Romli),
Randy Nidji (Yuda), Ibrahim Risyad (Lex), Chandra Pitok (Louis), Bukie B. Mansyur (Julian), bahkan yang
menjadi Ikal di Laskar Pelangi pun ada, bakal kita lihat Zulfani Pasha yang versi
dewasa berperan sebagai Sabar, dan sejumlah aktor pendukung lainnya.
Banyak yang tertipu, termasuk saya soal genre
serial ini. Semula saat melihat trailer saya pikir drama komedi saja, ternyata
malah lebih banyak “drama” itu sendiri dan kisah sedih perjalanan Ijul sebagai
pemeran utama. Aco seolah ingin berkata lewat karakter Ijul bahwa salah besar selalu
ingin membahagiakan orang lain dengan mengorbankan kebahagiaan diri sendiri.
Sebagai orang awam, lewat serial ini kita akan
melihat “dapur” sinetron sebelum di suguhkan ke meja penonton. Bagaimana proses
syuting berlangsung dan ada departemen apa saja di dalam sebuah produksi
film/sinetron. Dunia kreatif ini adalah kerja kolektif dan semua saling
bergantung satu sama lain demi menghasilkan karya yang terbaik.
Tetapi saya malah mendapat kesan bahwa sekejam itu industri
film/sinetron kita, malah membuat saya berpikir ulang untuk menekuninya, walaupun
apa yang ditunjukkan di serial ini tidak mewakili para pekerja film secara
keseluruhan, semisal ada kok produksi film yang fun, yang sehat, yang
sutradaranya nggak suka maki-maki di HT atau not bullying dan abussive.
Beruntung ending dari serialnya betul-betul
menunjukkan perlawanan kaum “akar rumput”. Berani melawan orang yang di atas
yang memiliki segalanya dan suka semena-mena itu. Ada upaya Aco dan kawan-kawan
melawan sistem yang kadung tidak sehat ini. Semoga saja tidak hanya terjadi di serial
ini tetapi di dunia nyata (baca: persyutingan) itu sendiri.
Saya suka sekali bagaimana Aco mengeksekusi bagian
akhir dari serial ini--kecuali scene perubahan karakter Amelie yang tiba-tiba. Aco tidak memilih jalan kekalahan bagi karakter rekaannya. Berbeda misalnya,
kalau mesti membandingkan, dengan akhir film Penyalin Cahaya yang kalah dengan
sistem atau Yuni atau Bumi Manusia.
Memang menunjukkan realitas yang
sebenarnya, tetapi Aco memilih alternatif lain yang memang mungkin saja terjadi
walaupun pada kenyataannya jauh lebih berat dan kemungkinannya kecil sekali
terjadi perubahan tatanan atau “pemberontakan” itu.
Scene yang menghangatkan ketika Ijul bertemu Mamanya,
setiap film Indonesia atau luar, rumah tempat kembali selalu keluarga, sekacau
apa pun itu, dan saya sepakat. Munculnya sosok ibu di sana benar-benar berhasil
menenangkan Ijul yang sedang kacau-balau.
Salut banget sama akting Enzy yang mengagumkan--tanpa
mengurangi kekaguman saya dengan yang lain, ya. Dia ada satu scene monolog di
atas panggung bicara sendiri sampai 10 menit dengan emosi yang intens, bahkan eskalasi
emosinya cenderung naik. Nggak kebayang, sih, bagaimana dia bisa menjaga
tensinya, pasti capek banget!
Shout out juga buat Randy (Yoda) yang bagus banget nyamar jadi sahabat
Ijul tapi ujung-ujungnya patah hati saat tahu Ijul jadian. Ekspresi dia
menerima kekalahan itu sialan banget. Sebagus itu, keliatan effortless tapi
powerful!
Serial Drama Ratu Drama ini sekali lagi memberikan kabar baik bahwa sineas di perfilman
kita semakin naik level dan semakin prima dalam segala hal!
Cilegon, 01 November 2022
0 komentar